ANAK YANG DULUNYA DI BILANG GAGAL TUMBUH, BEGINILAH KEADAANNYA SEKARANG
Memiliki buah hati adalah dambaan
semua orang, begitupun juga dengan saya. Sebulan setelah menikah, Alhamdulilah
Allah menitipkan amanah kedalam rahim
saya. Seperti kebanyakan wanita hamil pada umumnya, yang mengalami masa-masa
mual, muntah, pusing, itu adalah suatu
kewajaran. Hingga pada tanggal 24
September 2008, bertepatan tanggal 24 Ramadhan, buah hati kami yang pertama,
seorang putri cantik lahir kedunia dengan persalinan Sectio
Caesarea, di bantu oleh dokter Basit SpOG di Rumah Sakit
Angkatan Laut Tanjungpinang. Ibu mana sih yang tidak ingin melahirkan secara
spontan/normal, namun karena pada setelah bukaan lima, bukaan lahir tidak
bertambah, akhirnya dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi. Dengan
berat hati saya menandatangani surat persetujuan operasi, hal itu menandakan
pengalaman saya operasi untuk ketiga kalinya.
Satu minggu
dirumah sakit saya di bolehkan pulang. Ada perasaan haru karena bertambahnya
anggota keluarga kami. Nasehat-nasehat
seputar merawat anak dari sanak family mengalir. Maklum sebagai bu muda yang
belum berpengalaman sama sekali dalam merawat dan mengasuh anak. Juga karena
Ibunda saya telah berpulang, jadi perawatan sikecil sepenuhnya dalam tanggung jawab
saya. Nano –nano rasanya itu pasti. Sebab, setelah melahirkan anak, semua
wanita yang menjadi ibu akan mengalami perubahan dalam kehidupannya, seperti :
bangun tengah malam, menenangkan sikecil jika menangis, menyusui, bahkan tidak
boleh meninggalkan sikecil seorang diri. Namun, yang patut saya syukuri,
Alhamdulillah saya tidak mengalami sindrom baby blues seperti yang di alami
kebanyakan ibu muda setelah melahirkan.
Try and error, begitu istilah saya, tanpa
pengalaman dan tanpa edukasi seputar pengasuhan bayi newborn saya merawat
sikecil. Dulu koneksi internet tidak
semudah sekarang, bahkan facebook pun setahu saya juga belum ada, hingga saya
menelan bulat-bulat segala yang di
nasehati oleh family. Alm kakak Ibu, menyarankan untuk memberikan sufor, saya
ikuti saran beliau. Membeli sufor dan memaksa menyedotkan ke mulut sikecil yang
jelas-jelas tidak mau. Begoknya saya,
saat itu juga mematuhi saran ART yang kerja di rumah ayah, sekolah dasarnya
saja tidak tamat, untuk memberikan pisang di usia dua bulan. Jika mengingat
itu, rasanya ingin mengutuk dan menertawakan diri sendiri. Setelah kini, dengan
mudahnya koneksi internet, saya jadi banyak menimba ilmu pada grup-grup seputar
Asi, hingga teredukasi,
”untuk anak jangan coba-coba, jika sakit
langsung saja ke dokter anak” begitu katanya keponakan saya yang seorang Bidan. Karena anak pertama, ketika demam, saya
langsung membawa kedokter Santoso, seorang dokter spesialis anak. Tak tangung biaya yang di keluarkan hanya untuk mengobati demam. Jadi lah
beberapa kali saya kedokter anak. Ketika sikecil berusia tujuh bulan, sesuai
perkembangannya, setelah bisa telungkup dan mulai merayap, juga sudah mulai
memasukkan segala benda yang di dapat kedalam mulut. Beberapa kali saya bolak
balik kedokter karena si kecil diare, dan sejak itu berat badannya sulit naik.
Pada usia
delapan bulan, sikecil terserang batuk yang tak kunjung sembuh. Ada tiga dokter
anak yang saya datangi untuk mengobati si kecil, dokter Sanotoso, dokter B dan
dokter C. Dalam ponanganan dokter C, Alhamdulillah batuknya berkurang, hingga
pada kunjungan ketiga, niat hati ingin
konsul lantaran berat badan yang sulit naik juga kurang dari hitungan KMS,
dokter C mengatakan anak saya GAGAL
TUMBUH. Seketika itu, lemas seluruh persendian saya. Ibu mana sih yang tak
risau jika anaknya di bilang gagal tumbuh oleh dokter spesialis anak. Sejak
saat itu, saya tidak mau lagi, memeriksanakan anak saya kedokter tersebut. Jika
sakit, saya ikhtiar semampu saya.
Menjelang
sikecil usia sembilan bulan, saya positif hamil anak kedua. Allah sangat
mengetahui kondisi hambanya. Saat hamil muda dalam kondisi sering mual dan
pusing, plus mengurus anak pertama yang
baru belajar berjalan. Alhamdulilah, si kecil tidak ada sakit sekalipun.
Seiring berjalannya waktu, dan kemudahan akses internet, saya mulai me edukasi diri dengan bergabung dalam grup
facebook dan whatapps seputar ASI, pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Setelah
lahiran anak ketiga, saya merasa banyak mendapatkan ilmu dan mempraktekkannya
dengan anak ketiga, mulai dari hamil dengan tidak mengkonsumsi obat kimia, tidak
mengimunisasi, pemberian Asi hingga dua tahun, juga mengupayakan makanan
pendamping ASI handmade dan melarang keras memberi anak ketiga MPASI dan
biskuit bayi buatan pabrik sebelum usia satu tahun, tidak memberikan baby
powder maupun minya telon.
Si Kecil Adam Anak nomor tiga |
Kini, si Kakak,
anak yang di bilang GAGAL TUMBUH oleh S.PA telah tumbuh menjadi gadis ceria,
udah naik kelas dua tahun ini. Di semester
pertama waktu kelas satu mendapat rangking satu di kelasnya. Anak yang nomor
tiga, hingga saat ini belum pernah saya bawa kedokter, jika anak-anak demam,
saya cukup baluri minyak makan dengan bawang merah, jika beli obat pun sebata
obat demam “inzana”. Pernah beberapa kali anak-anak saya izinkan untuk mandi
hujan, main tanah , panas – panasan, bukankah itu salah satu bentuk imunisasi
yang alami???
3 komentar
masa pertumbuhan adalah masa pembelajaran yang sangat luar biasa menjadi karakter dalam pribadi seorang anak
ReplyDeletetidak ada seorang pun yang bisa dibilang bodoh, karena semua orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing
seperti saya dulu waktu kecil, tidak punya skill apa-apa
jadi curhat deh
assallamualaikum kak Asda.
ReplyDeleteSepertinya dokter C itu memang tipe dokter yang saklek, jd begitu grafik KMS di bawah garis merah, langsunglah di diagnosa gagal tumbuh pdhl setahu saya masih ada beberapa indikator lain *CMIIW
Tp gapapa yg penting si sulung tumbuh sehat dan cerdas. Saya juga bikin postingan semi curhat tentang anak saya terinspirasi dari postingan kk yg ini lho hehehe
Hihi... karena saya anak pertama, ibu saya dulu juga gitu. Sering bawa saya ke dokter anak sampe diketawain sama dokter anaknya. "Ngapain ke sini Bu? Orang cuma panas dikit ini..." Hehe :D
ReplyDeleteHiks... kebayang sedih banget pasti waktu dibilang gagal tumbuh... gitu banget sih dokternya >.<
Terima Kasih Atas Kunjungannya