APAKABAR GENERASI INSTAN, HOW KEN YU DU DET

by - July 23, 2017


Images : web.momdialy
Berbahagialah bagi kamu yang lahir sebelum tahun 90-an. Dimana saat itu, kamu bisa menikmati indahnya dunia, tanpa takut dengan teror penculikan, pembegalan, bullying juga rasa setia kawan sebab kamu merasa hidup tidak sendiri.  Kamu bisa bermain sepuasnya, bahkan bisa main jauh-jauh dari rumah, dan tak pernah takut pada sesiapapun. Kamu lebih suka makan mie instan tanpa dimasak saat tarawehan.
Hari-harimu selalu diwarnai dengan berbagai petualangan, dengan beragam permainan tradisional. Main jengket, main yeye, sembunyi endok, main ketapel  sambil menunggu jam tiga sore untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya yang di putar sebagai tanda siaran TVRI di mulai. Saat itu kamu telah puas hanya dengan menonton siaran TVRI, itu pun terkadang menonton beramai-ramai dirumah tetangga. Hidup terasa menyenangkan dengan tanpa adanya gadged, psp juga sosmed. Pula tak pernah di bebankan les bahasa ingris, les piano, les renang sebab orangtuamu sudah cukup puas dengan memasukkanmu ketempat guru ngaji
.
Kini zaman telah berganti, kamu generasi 80 an telah menjadi orang tua bagi anak-anak generasi platinum. Generasi yang tumbuh di era keterbukaan. Keterbukaan teknologi, keterbukaan cara berpikir serta keterbukaan bersikap. Anak-anak generasi platinum tumbuh dengan berbagai teror menakutkan. Hingga para orangtua lebih cendrung memberikan fasilitas teknologi atau memasukkan les hingga malam, asal anak tidak bermain keluar.
Anak-anak sekarang adalah anak-anak digital. Para orangtua lebih suka memberikan anak gadged, asal anak anteng. Para orangtua tidak mau direpotkan dengan kelakuan serta tingkah polah anak-anak, bahkan para orang tua juga lebih suka pegang gadged, khusuk masyuk didunia maya ketimbang mendengarkan celoehan anak. Akhirnya jadilah mereka generasi Instan, anak-anak generasi 80 sudah puas dengan hanya  menonton siaran Unyil, tapi tidak dengan anak-anak sekarang, mereka lebih suka menonton youtube, melihat Instagram dan bermain game coc.
Ketika di tanya soal cita-cita, anak-anak generasi 80 selalu menjawab ingin menjadi Presiden, Menteri, Guru, Ilmuan. Tapi tidak untuk anak-anak generasi platinum. Kebanyakan mereka lebih suka menjadi youtuber, selebram dan artis. Idola mereka adalah Reza Oktovian, seorang youtuber yang sukses meraih penghasilan tigapuluhtujuh juta perbulan. Reza yang mendadak berpenghasilan besar hanya dengan menguplod video game di youtube sebab ia memilik hobi bermain game. Anak-anak sekaranglebih suka yang instan cepat terkenal dan banyak uang dengan tak pelu bersusah-susah untuk belajar.

Kini hidup serba mudah dan instan. Banyak yang ingin sukses dengan cara yang instan. Ingin menjadi cepat kaya dan terkenal hanya dengan cukup membuat video aneh dan menguplodnya di youtebe. Tidak ada lagi terbesit keinginan untuk menjadi presiden, menteri, ibu guru sebab untuk menajdi seperti itu butuh proses dan belajar secara sungguh-sungguh.  Maka tak heran munculah Afi Nihayah dengan video lebay hasil copasan. Tsamara  Amany, seorang mahasiswi yang berani terang-terangan menantang Fahri Hamzah, berkicau ditwitter bahkan membuat vidoe mengkritik sang Politikus. Gadis yang kerap berbicara politik, bahkan pernah di undang pada acara ILC mengaku menyukai dunia politik dan melek politi sejak tragedi kerusuhan 98, padahal si Mahasiswi ini lahir pada tahun 96. Sangat luarbiasa jika diusia dua tahun telah melek  politik. Sungguh sangat mudah untuk menjadi terkenal dan sangat mudah pula untuk mendapat bullyan. Yang ujung-ujung nya membuat video nangis bombay, sambil bilang “Howken yu du det”

Baca Juga :
WAhai Ayah Apa yang Kau Ajarkan Kepada Anakmu
Berdamai dengan Kegagalan
Tengah

You May Also Like

5 komentar

  1. Hemm... Susah gak ngasih gadget kalo sekrg... Asal dibatasi aja sih.. Sambil didampingi

    ReplyDelete
  2. Ah... jadi inget zaman tahun 80-an. Semua serba aman, bebas dari rasa takut diculik, takut dibully.. seandainya anak-anak kita bisa senyaman kita dulu, ya..

    ReplyDelete
  3. Anak-anak sekarang memang beda dengan dulu. Dulu mainannya sama tetangga, main dakon, lompat tali, petak umpet hihi. Sekarang anak2 pada pegang gadget melulu.

    ReplyDelete
  4. Ah, jadi mellow ngebayangin zaman anak kita mbak rahayu, rasanya terlalu "cepat gede". ga sepolos kita-kita dulu

    ReplyDelete
  5. Asyiiik tulisannya mba rahayu ;)

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya