APAKABAR GENERASI INSTAN, HOW KEN YU DU DET
Images : web.momdialy |
Berbahagialah
bagi kamu yang lahir sebelum tahun 90-an. Dimana saat itu, kamu bisa menikmati
indahnya dunia, tanpa takut dengan teror penculikan, pembegalan, bullying juga
rasa setia kawan sebab kamu merasa hidup tidak sendiri. Kamu bisa bermain sepuasnya, bahkan bisa main
jauh-jauh dari rumah, dan tak pernah takut pada sesiapapun. Kamu lebih suka
makan mie instan tanpa dimasak saat
tarawehan.
Hari-harimu
selalu diwarnai dengan berbagai petualangan, dengan beragam permainan
tradisional. Main jengket, main yeye,
sembunyi endok, main ketapel sambil
menunggu jam tiga sore untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya yang di putar sebagai
tanda siaran TVRI di mulai. Saat itu kamu telah puas hanya dengan menonton
siaran TVRI, itu pun terkadang menonton beramai-ramai dirumah tetangga. Hidup
terasa menyenangkan dengan tanpa adanya gadged, psp juga sosmed. Pula tak
pernah di bebankan les bahasa ingris, les piano, les renang sebab orangtuamu
sudah cukup puas dengan memasukkanmu ketempat guru ngaji
.
Kini zaman
telah berganti, kamu generasi 80 an telah menjadi orang tua bagi anak-anak
generasi platinum. Generasi yang tumbuh di era keterbukaan. Keterbukaan
teknologi, keterbukaan cara berpikir serta keterbukaan bersikap. Anak-anak
generasi platinum tumbuh dengan berbagai teror menakutkan. Hingga para orangtua
lebih cendrung memberikan fasilitas teknologi atau memasukkan les hingga malam,
asal anak tidak bermain keluar.
Anak-anak
sekarang adalah anak-anak digital. Para orangtua lebih suka memberikan anak
gadged, asal anak anteng. Para orangtua tidak mau direpotkan dengan kelakuan
serta tingkah polah anak-anak, bahkan para orang tua juga lebih suka pegang
gadged, khusuk masyuk didunia maya ketimbang mendengarkan celoehan anak.
Akhirnya jadilah mereka generasi Instan,
anak-anak generasi 80 sudah puas dengan hanya menonton siaran Unyil, tapi tidak dengan
anak-anak sekarang, mereka lebih suka menonton youtube, melihat Instagram dan
bermain game coc.
Ketika di
tanya soal cita-cita, anak-anak generasi 80 selalu menjawab ingin menjadi
Presiden, Menteri, Guru, Ilmuan. Tapi tidak untuk anak-anak generasi platinum. Kebanyakan
mereka lebih suka menjadi youtuber, selebram dan artis. Idola mereka adalah
Reza Oktovian, seorang youtuber yang sukses meraih penghasilan tigapuluhtujuh
juta perbulan. Reza yang mendadak berpenghasilan besar hanya dengan menguplod
video game di youtube sebab ia memilik hobi bermain game. Anak-anak
sekaranglebih suka yang instan cepat terkenal dan banyak uang dengan tak pelu
bersusah-susah untuk belajar.
Kini hidup serba
mudah dan instan. Banyak yang ingin sukses dengan cara yang instan. Ingin
menjadi cepat kaya dan terkenal hanya dengan cukup membuat video aneh dan
menguplodnya di youtebe. Tidak ada lagi terbesit keinginan untuk menjadi
presiden, menteri, ibu guru sebab untuk menajdi seperti itu butuh proses dan
belajar secara sungguh-sungguh. Maka tak
heran munculah Afi Nihayah dengan video lebay hasil copasan. Tsamara Amany, seorang mahasiswi yang berani
terang-terangan menantang Fahri Hamzah, berkicau ditwitter bahkan membuat vidoe
mengkritik sang Politikus. Gadis yang kerap berbicara politik, bahkan pernah di
undang pada acara ILC mengaku menyukai dunia politik dan melek politi sejak
tragedi kerusuhan 98, padahal si Mahasiswi ini lahir pada tahun 96. Sangat
luarbiasa jika diusia dua tahun telah melek
politik. Sungguh sangat mudah untuk menjadi terkenal dan sangat mudah
pula untuk mendapat bullyan. Yang ujung-ujung nya membuat video nangis bombay,
sambil bilang “Howken yu du det”
Baca Juga :
WAhai Ayah Apa yang Kau Ajarkan Kepada Anakmu
Berdamai dengan Kegagalan
Tengah
Baca Juga :
WAhai Ayah Apa yang Kau Ajarkan Kepada Anakmu
Berdamai dengan Kegagalan
Tengah
5 komentar
Hemm... Susah gak ngasih gadget kalo sekrg... Asal dibatasi aja sih.. Sambil didampingi
ReplyDeleteAh... jadi inget zaman tahun 80-an. Semua serba aman, bebas dari rasa takut diculik, takut dibully.. seandainya anak-anak kita bisa senyaman kita dulu, ya..
ReplyDeleteAnak-anak sekarang memang beda dengan dulu. Dulu mainannya sama tetangga, main dakon, lompat tali, petak umpet hihi. Sekarang anak2 pada pegang gadget melulu.
ReplyDeleteAh, jadi mellow ngebayangin zaman anak kita mbak rahayu, rasanya terlalu "cepat gede". ga sepolos kita-kita dulu
ReplyDeleteAsyiiik tulisannya mba rahayu ;)
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya